Pages

Labels

Rabu, 02 November 2011

More Than Words

Kalimat 'Please follow my Twitter @abcdefgxxx' tiba-tiba membahana, meruntuhkan tembok stereotip dan tidak segan melintas batas. Dari remaja, dewasa, setengah tua, tua, sampai berbagai instansi dan perusahaan. Dari masyarakat biasa, artis, politisi, sampai Presiden. Fenomena situs jejaring sosial ini memang seperti tak bisa di bendung lagi.


Sesungguhnya, Twitter tak sendiri, para pendahulunya, seperti Friendster, MySpace, dan Facebook juga sempat merajai dunia maya. Namun nama Facebook terbang jauh lebih tinggi dibanding yang lainnya diawal tahun 2004. Dalam waktu sekejap, jumlah penggunanya meluluh-lantahkan perbedaan warna kulit dan usia. Tak tanggung-tanggun, Indonesia sendiri menempati urutan pertama pengguna Facebook terbanyak didunia, mengalahkan negara Asia lainnya, seperti Malaysia, Singapura, Cina, dan India.

Harumnya nama Facebook merebak pesat di kalangan lifestyle, ketika itu, tak sedikit sosialita yang khusus melakukan sesi foto dangan berbagai pose dan gaun, agar bisa tampil menawan di profile picture. Tak cuma kaum sosialita yang ketiban bahagia dengan hadirnya Facebook, ibu-ibu rumah tangga pun terhibur dengan jejaring sosial yang sati ini. Main game dan chatting menjadi pengisi waktu luang sambil menunggu suami pulang. Bahkan , maaf, tak sedikit yang menggunakannya untuk mencari jodoh, bagi mereka yang masih lajang, atau gabatan, bagi mereka yang masih ingin 'mencari alternatif' pacar dan suami. Jangan kaget bila ada sosialita yang sampai memiliki 10 account facebook dengan nama yang berbeda-beda. ''Yahhh, buat jaga-jaga, main-main kan juga butuh melindungi diri dari keluarga suami dong..'' tuturnya sambil senyum manis. Sementara yang lain tak segan mengumpat, ''Gue ga bisa ngapa-ngapain, laki gue dan adik-adiknya jadi di temen Facebook gue, mereka memanatu terus..'' Banyak sisi positif dari jejaring sosial ini, tapi tentu saja ada efek negatif. Jangan heran jika banyak pasangan yang pisah, bahkan suami istri di ambang perceraian hanya gara-gara Facebook.

Gaya hidup kembali marak dengan jejaring sosial Twitter, tak jarang orang biasa merasa jadi artis karena banyak followernya. Dan para sosialita pun kembali bereaksi dengan segala gayanya, dari info undangan acara-acara bergengsi, sampai info sepatu bermerek model terbaru! dari kalimat curhat, sampai pemberitahuan bahwa mereka sedang  dinner dengan kalangan-kalangan papan atas. Wow. Batasan 140 kata di Twitter tak mampu menghentikan penggemarnya untuk rutin berkicau.. sampai mau (maaf) buang air kecil pun perlu ditulis di Twitter.

Teknologi membuat gaya hidupsemakin berwarna, dan warna itu tak lagi dipedulikan oleh kalangan tertentu, pudar atau cerah, cocok atau tidak, yang penting eksis. Turunnya nomor pamor Facebook dan naiknya Twitter tak berarti semuanya berhenti sampai di sini. Yakin lah bahwa suatu saat nanti masih ada jejaring sosial baru yang akan menggebrak dunia lifestyle. You never know.

0 komentar:

Posting Komentar


imagination is the spark that ignites the fire of creativity

Blogger templates